Seperti dikutip dari Daily Mail, gerhana itu akan memperlihatkan warna bulan yang merah-darah selama 100 menit selama gerhana berlangsung.
Tapi Badan Antariksa Amerika Serikat NASA sudah memperingatkan bahwa kawasan Eropa akan melewatkan tahap awal gerhana bulan. Karena gerhana terjadi sebelum bulan 'terbit' di Eropa. Gerhana akan terjadi pada pukul 18.24, namun matahari belum terbenam di Inggris hingga pukul 21.19.
Masyarakat di sebagian Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Australia Barat dapat menikmati gerhana bulan ini. Sedangkan, di kawasan Amerika, gerhana terjadi saat siang hari tengah berlangsung di sana.
Selama ini, bulan memantulkan cahaya matahari. Ketika gerhana bulan terjadi, matahari, bumi, dan bulan berada dalam posisi sejajar. Bumi berada di tengah, di antara bulan dan matahari.
Cahaya matahari yang melewati bumi, akan membuat bulan berwarna merah, coklat, atau hitam.
Sedangkan gerhana bulan di Indonesia, durasinya diperkirakan berlangsung selama 3 jam 20 menit, dengan periode gerhana total mencapai waktu 1,5 jam. Gerhana diperkirakan berlangsung pada 16 Juni, antara pukul 01.22 - 05.02 WIB.
Gerhana bulan di Indonesia juga berpeluang dinikmati dengan mata telanjang, mengingat saat ini memasuki musim kemarau. Selain 16 Juni mendatang, gerhana bulan juga dihitung akan terjadi pada Desember tahun ini
16 Juni 2011 mendatang Indonesia akan mengalami gerhana bulan total terlama untuk tahun ini.
"Gerhana bulan total nanti akan terjadi sekitar 1,5 jam," kata Thomas Djamaluddin, profesor riset bidang astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional kepada VIVAnews melalui sambungan telepon, Selasa 7 Juni 2011.
Total durasi gerhana, dari mulai gerhana bulan sebagian awal sampai akhir, kata Djamal, diperkirakan berlangsung selama 3 jam 20 menit, yakni dari pukul 01.22 WIB - 05.02 WIB. Durasi itu, Djamal menambahkan, lebih panjang dari gerhana bulan total yang juga akan terjadi pada 10 Desember 2011 mendatang.
Dibandingkan dengan gerhana bulan Desember nanti, gerhana 16 Mei ini juga memiliki peluang lebih besar untuk bisa dinikmati dengan mata telanjang, mengingat saat ini memasuki musim kemarau. "Gerhana bulan Desember nanti relatif lebih sulit diprediksi, karena berada di musim hujan," kata dia.
Djamal juga mengungkapkan, ini kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui kualitas lapisan atmosfer bagian atas (lapisan stratosfer yang berada di ketinggian di atas 5.000 meter dari permukaan bumi) yang mungkin selama ini 'dicemari' oleh akumulasi debu-debu vulkanik.
Pasalnya, debu-debu vulkanik yang sampai di lapisan atmosfer bagian atas, bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Contohnya, letusan Gunung Pinatubo yang terjadi pada 1991 dan memakan ratusan korban jiwa, debu vulkaniknya bertahan hingga dua tahun.
Menurut Djamal, kualitas atmosfer itu bisa diukur dengan melihat kecerahan warna garis antara bayangan bumi dengan cahaya bulan. Bila warna cahaya bulan terlihat cerah dan tegas, maka kualitas atmosfer lebih baik. Tapi bila warnanya lebih gelap, maka kualitas atmosfer lebih buruk.
Djamal memisalkan, setelah letusan Gunung Tambora pada 1815 yang menewaskan sekitar 100 ribu jiwa, atmosfer lapisan bumi saat itu tertutup debu vulkanik sampai beberapa waktu sehingga saat gerhana bulan, garis antara bayangan bumi dengan cahaya bulan berwarna gelap dan baur.
Selain itu, Djamal juga menerangkan, ketika gerhana bulan total terjadi, maka bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis dan secara teoritis potensi pelepasan energi tektonik atau vulkanik berada di titik maksimum. Sebab, saat itu gaya tarik yang dialami oleh bumi melebihi gaya tarik di waktu-waktu pasang biasa pada tiap awal dan tengah bulan.
"Secara teori peluang pelepasan energi di waktu itu berada di kondisi maksimum. Namun, kita tidak bisa memastikan kapan energi tersebut benar-benar dilepaskan sehingga bisa terjadi gempa atau letusan gunung berapi," kata Djamal.
Oleh karenanya, kata Djamal, sebaiknya kita tak terlalu mencemaskan hal itu. Sebaliknya menurut Djamal, ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan gerhana bulan dengan lebih baik. "Kita bisa bangun lebih awal, melakukan salat gerhana, dan menyaksikan gerhana bulan yang relatif cukup panjang." (umi)
• VIVAnews
0 Komentar untuk "Gerhana Bulan Total Di Indonesia"
Syukron telah mengomentari tautan blog ini, Insya Alloh jadi refleksi menuju berkemajuan