Powered by Blogger.

Siasat Perundingan

Siasat Perundingan

Di dalam riwayat Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq disebutkan bahwa ‘Utbah bin Rabi’ah
seorang tokoh cendekiawan di antara kaumnya berkata di majelis pertemuan Quraisy,“Wahai
kaum Quraisy, ijinkanlah aku bertemu dan berdialog dengan Muhammad, dan menawarkannya
beberapa tawaran kepadanya, barangkali dia bersedia menerima salah satunya. Kita berikan
kepadanya apa yang disukainya, dan dia berhenti menyusahkan kita.“ Kaum Quraisy
menjawab:“ Kami setuju, wahai Abu al-Walid . Pergi dan berdialoglah kepada Muhammad.“
Kemduian ‘Utbah datang kepada Rasulullah saw , lalu duduk di hadapan Nabi saw, dan
berkata,“ Wahai putra saudaraku, anda adalah seorang dari lingkungan kami, dan andapun
telah mengetahui kedudukan silsilah kami ( yang dipandang terhormat oleh semua orang Arab).
Namun ternyata anda telah membawa suatu persoalan yang amat gawat kepada kaum kerabat
anda, dan anda telah memecah-belah kerukunan dan persatuan mereka. Sekarang dengarkanlah
baik-baik, saya hendak menawarkan kepada anda beberapa hal yang mungkin dapat anda
terima salah satu di antaranya. „ Nabi saw menjawab :“ Katakanlah , hai Abu al-Walid , apa

yang hendak kamu tawarkan.“ ‘Utbah bin Rabi’ah berkata :“ Wahai putra saudaraku, jika
dengan dakwah yang anda lakukan itu anda ingin mendapatkan harta kekayaan, maka akan
kami kumpulkan harta kekayaan yang ada pada kami untuk anda, sehingga anda menjadi orang
yang terkaya di kalangan kami. Jika anda menginginkan kehormatan dan kemuliaan, anda akan
kami angkat sebagai pemimpin, dan kami tidak akan memutuskan persoalan apa pun tanpa
persetujuan anda. Jika anda ingin menjadi raja, kami bersedia menobatkan anda sebagai raja
kami. Jika anda tidak sanggup menangkal jin yang merasuk ke dalam jiwa anda, kami bersedia
mencari tabib yang sanggup menyembuhkan anda, dan untuk itu kami tidak akan menghitunghitung
berapa biaya yang diperlukan sampai anda sembuh.“
Rasulullah saw bertanya kepada ‘Utbah,“ Sudah selesaikan anda wahai Abu al-Walid ?“
Jawab ‘utbah ,“ Sudah“. Nabi saw berkata ,“Sekarang dengarkanlah dariku.“ Kemudian Nabi
saw membaca :
„Haa Miim. Diturunkan Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang telah
dijelaskan ayat-ayatnya, al-Quran dalam bahasa Arab, bagi kaum yang hendak mengetahuinya.
Kitab yang membawakan berita gembira dan yang membawakan peringatan, tetapi kebanyakan
mereka berpaling dan mereka tidak mau mendengarkannya. Mereka (bahkan) berkata :“ Hati
kami tertutup bagi apa yang kamu serukan kepada kami, dan telinga kami pun tersumbat rapat
. Antara kami dan kamu terdapat dinding pemisah. Karenanya, silahkan kamu berbuat (menurut
kemauanmu sendiri) dan kami pun berbuat (menurut kemauan kami sendiri).“ Katakanlah ( Hai
Muhammad),“ Bahwasannya aku adalah seorang manusia (juga) seperti kamu, diwahyukan
kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Satu, karena itu hendaklah kamu tetap
pada jalan lurus menuju kepada-Nya dan celakalah orang-orang yang mempersekutukan-Nya......:“
Ketika ‘Utbah mendengar bacaan Rasulullah saw sampai ayat :
„ Jika mereka berpaling maka katakanlah ,“ Kalian telah kuperingatakan (mengenai datangnya )
peitr (adzab) seperti petir yang menghancurkan kaum ‘Aad dan Tsamud ( dahulu) QS
Fushshilat : 13
‘Utbah menutup mulut Nabi saw dengan tangannya memohon supaya berhenti
membacanya karena takut ancaman yang terkandung di dalam ayat tersebut.
Kemudian ‘Utbah kembali kepada kaummnya yang sudah menantinya. Mereka
bertanya,“ Bagaimana hasilnya wahai Abu al-Walid ?“ ‘Utbah menjawab :“ Aku mendengar
suatu perkataan yang belum pernah aku dengar sama sekali. Demi Allah, perkataan itu bukan
syair, bukan sihir, dan bukan pula mantera dukun. Wahai kaum Quraisy, taatilah aku , dan
biarkan Muhammad dengan urusannya. Biarkanlah dia! Demi Allah, sungughn perkataan yang
aku dengar darinya itu akan menjadi berita yang menggemparkan. Jika apa yang dikemukakan
Muhammad saw terjadi pada bangsa Arab, maka hanya dia yang bisa membebaskan kamu. Dan
jika Muhammad berkuasa atas bangsa Arab, maka kekuasaannya adalah kekuasaanmu,
kemuliaannya adalah kemuliaan kamu juga.“
Kaum Quraisy menjawab,“ Demi Allah, Muhammad telah mensihirmu, wahai Abu al-
Walid, dengan perkataanya.“ ‘Utbah berkata,“ Demikianlah pendapatku tentang Muhammad .
Kamu bebas untuk berbuat sesukamu.“
Thabari dan Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa beberapa orang musyrik, termasuk al-
Walid bin Mughira dan al-Ash bin Wa’il , datang menemui Rasulullah saw menawarkan harta
kekayaan dan gadis tercantik kepadanya, dengan syarat beliau bersedia meninggalkan kecaman
terhadap tuhan-tuhan mereka. Ketika Nabi saw menolak tawaran tersebut, mereka
menawarkan,“Bagaimana jika anda menyembah tuhan-tuhan kami sehati, dan kami menyambah
tuhanmu sehari (bergantian)?“ Tetapi tawaran ini juga ditolak oleh Nabi saw. Dan berkenaan
dengan hal ini Allah swt menurunkan fimarn-Nya :
„Katakanlah ,“Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah, dan kamu tidak parnah (juga) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untukmu agamau, dan untukku agamaku.“ QS al-kafirun 1-6
Para pembesar Quraisy belum berputus asa membujuk Nabi saw. Secara beramai-ramai
mereka mendatangi Rasulullah saw dan menawarkan kembali apa yang pernah ditawarkan oleh
‘Utbah kepada nabi saw. Mereka menawarkan kekuasaan, harta kekayaan dan pengobatan.
Kepada mereka Rasulullah saw mengatakan ,“Aku tidak memerlukan semua ynag kamu
tawarkan. Aku tidak berdakwah karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan, atau
kekuasaan. Tetapi Allah mengutusku sebagai Rasul. Dia menurunkan Kitab kepadaku dan
memerintahkan aku agar menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan. Kemudian aku
sampaikan risalah Rabb-ku dan aku sampaikan nasehat kepadamu. Jika kamu menerima
dakwahku, maka kebahagianlah bagimu di dunia dan di akherat. Jika kamu menolak ajakanku,
maka aku bersabar mengikuti perintah Allah sehingga Allah memberikan keputusan antara aku
dan kamu.“
Selanjutnya mereka berkata kepada Nabi saw,“Jika anda tidak bersedia menerima
tawaran kami, maka sesungguhnya anda telah mengetahui bahwa tidak ada orang yang lebih
kecil negerinya, lebih gersang tanahnya dan lebih keras kehidupannya selain dari pada kami.
51
Karena itu mintakanlah untuk kami kepada Rabb yang telah mengutusmu agar menjauhkan
gunung-gunung yang menghimpit ini dari negeri kami, mengalirkan sungai-sungai untuk kami
sebagaimana sungai-sungai Syam dan Iraq, dan membangkitkan bapak-bapak kami yang telah
mati, terutama Qushayyi bin Kilab, karena dia seorang tokoh yang terkenal jujur, sehingga
kami dapat bertanya kepadanya tentang apa yang anda katakan. Mintalah buiat anda kebun ,
istana, tambang emas dan perak yang dapat memenuhi apa yang selama ini anda buru. Jika
anda telah melakukan apa yang kami minta, maka kami baru akan membenarkan anda,. Kami
akan akan tahu kedudukan anda di sisi Allah, dan akan mempercayai bahwa Dia mengutusmu
sebagai Rasul sebagaimana anda katakan.“
Jawab Nabi saw,“ Aku tidak akan melakukannya, aku tidak akan meminta hal itu
kepada Allah.“
Setelah perdebatan yang panjang , akhirnya mereka berkata kepada Nabi saw,“Kami
dengar bahwa anda mempelajari semua itu dari seorang yang tinggal di Yamamah bernama ar-
Rahman. Demi Allah kami tidak percaya kepada ar-Rahman. Sesungguhnya kami telah
berusaha sepenuhnya kepada anda, wahai Muhammad. Demi Allah, kami tidak akan
membiarkan anda mengalahkan kami.“ Kemduian mereka bangkit dan meninggalkan nabi saw.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Siasat Perundingan"

Syukron telah mengomentari tautan blog ini, Insya Alloh jadi refleksi menuju berkemajuan

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top