Beberapa dari mereka mewarisi perusahaan keluarga, meski ada juga yang berusaha sendiri. Ingvar Kamprad misalnya.
Dia dibesarkan di sebuah pertanian di Swedia dan memulai usahanya dengan sedikit uang dari ayahnya. Ingvar menjalani bisnis ketika masih duduk di sekolah menengah. Saat itu, usianya baru 17 tahun.
Lalu, apa kunci kesuksesan para miliarder dunia itu? Apakah karena kecerdasan mereka, kreativitas, atau hanya keberuntungan semata? Berikut 10 miliarder tanpa gelar kesarjanaan itu yang dikutip dari Business Insider:
1. Bill Gates
Bos Microsoft itu memiliki kekayaan sekitar US$54 miliar. Gates sempat kuliah di Harvard University, namun tidak selesai.
“Saya salut terhadap para lulusan (Harvard) yang mengambil jalur untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Saya termasuk yang putus kuliah dari Harvard tapi paling sukses,” kata Gates.“Saya rasa itu yang membuat saya mengucapkan pidato perpisahan di kelas saya sendiri. Saya melakukan yang terbaik dari setiap orang yang gagal”.
2. Larry Ellison
Sumber kekayaan Ellison diperolehnya dari Oracle. Kekayaannya mencapai US$28 miliar. Ellison tidak menyelesaikan kuliahnya di University of Chicago.
Namun, uniknya, dia justru dinobatkan sebagai Entrepreneur of The Year oleh Harvard University School of Business pada 1990.
3. Amancio Ortega
Kekayaannya banyak bersumber dari Zara/Inditex. Ortega yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan itu sukses meraup kekayaan senilai US$25 miliar.
Yang menarik, model bisnis Ortega justru menjadi rujukan banyak sekolah bisnis.
4. Christy Walton
Walton mengumpulkan pundi-pundi kekayaannya senilai US$24 miliar dari bisnis ritel besar, Wal Mart. Dia pun tidak memiliki ijazah pendidikan tinggi.
Walton justru menjadi penyandang dana untuk The Walton Family Foundation Charitable Support Foundation yang di antaranya untuk membantu mahasiswa dari Meksiko dan Amerika Selatan guna menimba ilmu di perguruan tinggi Amerika Serikat. 5. Karl Albrecht
Kekayaannya yang bersumber dari ALDI mencapai US$23,5 miliar. Kesuksesan Albrecht juga tidak dilandasi dengan gelar kesarjanaan dari perguruan tinggi.
Dia sempat bertugas di Perang Dunia II bagi tentara Jerman. Kesuksesan bisnis yang dikembangkan bersama saudara laki-lakinya dipelajarinya dari pengalaman di medan perang dan paskaperang.
Melalui IKEA, Kamprad sukses menghimpun kekayaan hingga US$23 miliar. Padahal, dia tidak menyandang satu pun gelar kesarjanaan.
Awal kesuksesannya dimulai di kota Stockholm, Swedia, saat masih berusia 17 tahun. Saat itu, dia membeli korek api dengan harga murah dalam jumlah besar. Selanjutnya dia menjualnya secara eceran untuk memperoleh keuntungan.
7. Li Ka-shing
Dari bisnis real estate dan sejumlah variasi usaha lainnya, taipan Hong Kong ini memiliki kekayaan US$21 miliar. Tanpa harus menyandang gelar sarjana, bisnis Li Ka-shing sukses luar biasa.
Bahkan, Li Ka-shing tidak menyelesaikan sekolahnya di bangku sekolah menengah atas saat berusia 15 tahun. Dengan keuletan menjual bunga-bunga plastik, dia menjadi tumpuan ekonomi keluarganya.
8. Liliane Bettencourt
Kekayaannya mencapai US$20 miliar. Tanpa embel-embel gelar sarjana di belakang namanya, Bettencourt sukses mengelola L’Oreal.
Namun, keberhasilannya itu juga tidak lepas dari warisan bisnis keluarganya. “Mengapa harus repot-repot belajar di perguruan tinggi, kalau Anda mewarisi perusahaan kosmetik terbesar di dunia?” tanya dia.
9. Lee Shau Kee
Konglomerat di bisnis real estate ini tidak perlu kuliah di perguruan tinggi untuk menjadi pebisnis sukses.
Dengan kekayaan sekitar US$18,5 miliar, Lee Shau Kee justru banyak memberikan beasiswa bagi sejumlah mahasiswa perguruan tinggi dan universitas di seluruh dunia melalui Lee Shau Kee Foundation. Bahkan, dia banyak diberi gelar kehormatan.
10. Michele Ferrero
Melalui bisnis coklat yang mendunia, Ferrero Rocher, pundi-pundi kekayaan Michele Ferrero menggelembung hingga US$17 miliar.
Ferrero pun tanpa harus mengenyam pendidikan tinggi untuk meraih keberhasilannya mengelola bisnis makanan yang banyak digemari anak-anak itu.
0 Komentar untuk "10 Orang Terkaya Di Dunia Tanpa Gelar Sarjana"
Syukron telah mengomentari tautan blog ini, Insya Alloh jadi refleksi menuju berkemajuan